Jumat, 14 Agustus 2009

Konsep Produktif Vs Kemajuan Produk Dunia Maya

Di era yang serba global dan semua yang serba "Computerise" khususnya dibidang dunia maya. Banyak kawan lama yang kembali bersilaturahim bahkan teman yang sudah tidak tahu menahu tentang kabar beritanya dan banyak orang yang tiba-tiba mnejadi religius karena siraman rohani dan berbagai situs dakwah yang bertebaran di dunia maya. sebut saja salah satu produk dunia maya yang sekarang lagi trend dimasyarakat baik tua maupun muda yaitu situs jaringan sosial rekaan Mark Zuckerberg bernama Facebook. Maka dengan kemajuan teknologi tersebut pasti akan memberikan sisi baik dan buruk, seperti pengguna internet menjadi tidak produktif karena waktunya habis terbuang hanya untuk memperhatikan perkembangan Facebooknya dan berkomentar yang tidak perlu, bahkan dengan menuliskan kata-kata kasar yang tidak sepantasnya diterbitkan. Jika Facebook dan produk internet lainnya telah melalaikan dan menurunkan produktivitas kita sebagai seorang muslim maka itu merupakan sesuatu yang menjadi suatu peringatan untuk selalu memfilter diri kita sendiri bahkan orang-orang yang disekitar kita termasuk anak-anak kita, saudara-saudara kita dan lain-lain. Setidaknya ada 4 perkara untuk dipahami bersama secara bijak sebagai konsep dasar Islam dalam membina manusia menjadi muslim tangguh dan produktif didunia dan akherat kelak.

Perkara pertama, mengubah cara pandang hidup dan ibadah. Dalam Islam, hidup bukanlah menuju kematian, akan tetapi menuju kehidupan yang abadi. Hidup merupakan ladang yang akan dinikmati hasilnya di kehidupan abadi nanti. Sehingga hidup ini merupakan tenggang waktu seleksi pribadi manusia dari amalan-amalannya, dari produktivitasnya di pentas dunia. Dimana antara mereka yang tingkat produktivitasnya tinggi dan mana yang tidak. Allah swt berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS 51:56)Apabila cara pandang terhadap Facebook dan produk internet lainnya sebagai sarana atau media yang memberikan kemudahan kepada kita untuk beribadah kepada Allah SWT maka peningkatan produktivitas kita akan mengalami lonjakan kenaikan yang tinggi karena media itu telah memberi banyak manfaat dan kemaslahatan kepada kita, bukan menjadi sarana yang menjerumuskan kita kepada kesia-siaan, waktu yang terbuang dan berbagai kemudharatan lainnya.

Perkara kedua, Selalu Memperbaiki dan memelihara qolbu (hati). Rasulullah saw bersabda: “Ingatlah dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka akan baiklah seluruh jasadnya. Dan apabila daging itu rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, itu tidak lain adalah qolbun (hati). Hati merupakan niatan bagi semua kesempatan yang kita miliki. Jika hati kita bersih pikiran dan tenaga tidak akan tercurahkan serta tersalurkan hanya untuk melihat dan membaca sesuatu yang tidak perlu seperti foto-foto dan komentar yang sekedar numpang lewat di Facebook.Hati yang terpelihara dan terlindungi akan selalu sinergi untuk membuat pribadi-pribadi yang haus akan amaliyah dan akan memberikan sesuatu yang lebih berkualitas lagi. Dan secara otomatis produktivitas akan terjaga dengan baik bahkan akan terus bertambah secara bertahap dan mempunyai nilai tambah berupa keikhlasan hati dalam menjalankan ibadah-NYA sebagai bekal diakherat kelak.
Perkara ketiga, Mulai dari diri kita dan mulai sekarang juga. Seorang sahabat pernah berkata: “Jika engkau di pagi hari maka janganlah menunggu nanti sore, dan jika engkau di sore hari maka janganlah menunggu waktu besok”. Ini menunjukkan suatu Produktivitas akan berjalan dengan baik dengan para meter etos kerja yang tinggi dan haus untuk beramal. Seorang muslim sangatlah tidak pantas jika menunda-nunda suatu amal, karena waktu dalam pandangan Islam sangatlah mahal (Alloh pun bersumpah "DEMI WAKTU" dan seterusnya.
Manusia yang senantiasa menghiasi waktunya dengan produktivitas tinggi akan menjauhi hal-hal yang akan mengantarkannya kepada suatu yang sia-sia dan tak berguna. Apalagi menyibukkan waktunya untuk chatting yang tidak bermanfaat sampai melalaikan waktu ibadah. Sosok muslim yang ideal telah digambarkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya, ia berkata: “Di antara tanda bagusnya Islam seseorang, ia senantiasa meninggalkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi dirinya”.
Perkara keempat, Istiqomah dalam beramal. Dalam Islam, masa produktif ialah sepanjang hayat, selama ia masih menghirup kehidupan, maka ia dituntut untuk terus beramal dan menjaga produktivitasnya, walaupun amalan itu dilakukan sedikit demi sedikit.Dengan prinsip Istiqomah ini, maka Islam dapat menjaga kestabilan produktivitas seorang muslim. Islam tidak membiarkan seorang muslim beramal “besar” kemudian setelah itu padam dan surut kembali. Dorongan kontinyu (dawam) dalam beramal dengan bentuk ahabul a’mali ilallah (yang paling disukai oleh Allah) merupakan dorongan terbesar bagi setiap muslim untuk senantiasa terus produktif dan menjaga produktivitasnya.Seharusnya kita dapat menjadikan Facebook dan media internet lainnya sebagai sarana untuk menyebarkan fikrah Islamiyah yang bersih. Satu saja orang bisa tersentuh cahaya Allah melalui tangan kita tentu akan melapangkan jalan kita ke surga.Dunia dan segala apa yang ada di dalamnya hanyalah sarana yang akan menghantarkan kita pada perjumpaan dengan yang Maha Pencipta. Jangan terlalu dicinta yang membuat waktu kita habis bersamanya. Amatlah merugi jika sarana itu justru menghantarkan kita kepada kehinaan di neraka jahanam. Sebagai seorang muslim kita memahami bahwa hidup ini hanya sekali. Hiasilah ia dengan sikap produktif, kreatif, inovatif dan prostatic. Semoga kita semua menjadi manusia yang beruntung. Amiien....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar